materi kelas 1 madrasah ibtidaiyah. pada ppt ini membahas tentang rukun islam yang mana pembahasan ini terdapat pada semester 1 bab 1
http://www.scribd.com/doc/114901191/Materi-Fiqih-Kelas-I-Sunan-Ampel-Surabaya
Kamis, 29 November 2012
Rabu, 28 November 2012
jaga selalu hatimu..
lagu yang dipopulerkan oleh seventeen ini dapat mewakili perasaan banyak orang terutama kalangan muda mudi, lirik lagu yang sangat menyentuh ini cocok untuk menggambarkan suasana hati..
dengan lirik :
dengan lirik :
Selasa, 27 November 2012
software multimedia
mau tau tentang software???
coba ja klik link dibawah ini..
http://www.slideshare.net/vidaadja/software-multimedia-15380716
semoga bermanfaat !!
coba ja klik link dibawah ini..
http://www.slideshare.net/vidaadja/software-multimedia-15380716
semoga bermanfaat !!
Kamis, 22 November 2012
lagu favoritquu
potongan lagu ini mungkin bisa mewakili perasaanku pada sseorang...
http://www.ziddu.com/download/20946837/mymusic.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/20946837/mymusic.mp3.html
Kamis, 08 November 2012
editing
editing makalah ini dilakukan untuk mengecek penulisan makalah yang salah, dengan adanya editing ini maka diharapkan makalah tersebut mengalamai perubahan yang lebih baik lagi.
untuklebih jelasnya, bisa link dibawah ini :
http://www.ziddu.com/download/20832022/pendahuluanmedia.pdf.html
untuklebih jelasnya, bisa link dibawah ini :
http://www.ziddu.com/download/20832022/pendahuluanmedia.pdf.html
editor makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengertian teknologi
pendidikan media sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem
intruksional disamping pesan, orang, teknik latar, dan peralatan. Pengetrian
media ini masih sering di kacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah
perangkat lunak berisi pesan pendidikan yang biasanya disajikan dengan
mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras merupakan sarana untuk
dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut. Dari sini usaha-usaha
penataan timbul, yaitu pengkelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri
atau karakteristiknya.
Rabu, 07 November 2012
materi aqidah kelas 5 mi
AKHLAK TERCELA
(Menghindari sifat pesimis, bergantung,
serakah, dan putus asa)
STANDAR
KOMPETENSI
Menghindari akhlak tercela
KOMPETENSI
DASAR
Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah,
dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari
LANGKAH-LANGKAH PELAJARAN
-
Pendidik menjelaskan tentang tujuan PELAJARAN
-
Pendidik menjelaskan tentang akhlak terpuji dan akhlak
tercela
-
Peserta didik menyebutkan contoh-contoh akhlak tercela (pesimis, bergantung, serakah, dan putus
asa)
-
Peserta didik menyadari pentingnya
menghindari pesimis, bergantung,
serakah, dan putus asa
-
Peserta didik membiasakan menghindari pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa
-
Peserta didik mengerjakan tes afektif, psikomotor,
dan kognitif
-
Pendidik memberikan klarifikasi
tentang materi yang belum jelas dari peserda didik
-
Pendidik mengadakan penilaian terhadap hasil PELAJARAN
untuk menguji sejauh mana materi dapat dikuasai siswa
Jumat, 02 November 2012
arsipqw.......: Transliteration
arsipqw.......: Transliteration: Before using this Table, you must first Install the Times New Arabic Font. Table of the system of transliteration of Arabic words ...
Transliteration
Before using this Table, you must first Install
the Times New Arabic Font.
Table
of the system of transliteration of Arabic words and names used by
the
Institute of Islamic Studies, McGill University.
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h{ = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
|
z = ز
s = س
sh = ش
s{ = ص
d{ = ض
t{ = ط
z{ = ظ
‘ = ع
gh = غ
|
f = ف
q = ق
k = ك
l = ل
m = م
n = ن
h = ه
w = و
y = ي
|
Short: a = ´ ; i = ِ ; u = ُ
Long: a< = ا ; i> = ي ; ū = و
Diphthong:
ay = ي ا
; aw = و ا
______________
/cf 08 June 2001
Kamis, 01 November 2012
arsipqw.......: kerangka ptk
arsipqw.......: kerangka ptk: Kerangka Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) JUDUL Judul yang sesuai untuk PTK: Upaya peningkatan Y melalui X bagi siswa kel...
surat pendek
Surat Al-Quraisy
1.
Li i<la<fi
quraisy
2.
Ii<la<fihim
rihlatasy syita<-I wash-shaif
3.
Falya’budu>
robba ha>dzal bait
4.
Alladzi> ath’amahum
min ju>’iw wa a<manahum minkhau>f
kerangka ptk
Kerangka
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
JUDUL
- Judul yang sesuai untuk PTK:
- Upaya peningkatan Y melalui X bagi siswa
- kelas…SD/SMP/…pada semester… tahun…
- Peningkatan Y melalui X bagi ….
- Optimalisasi Y melalui X bagi…
- Penggunaan X untuk meningkatkan Y bagi..
- Meningkatkan Y melalui X bagi ….
- Melalui X untuk meningkatkan Y bagi ….
A. PENDAHULUAN
- Latar belakang masalah
Latar belakang masalah berisi:
- Kondisi yang diidealkan
- Masalah yang dihadapi dan indikatornya
- Penyebab munculnya masalah
- Solusi yang ditawarkan peneliti: konsep solusi dan rasionalnya
*)
Urutannya bisa diubah 2, 3, 1, 4
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah berbentuk pertanyaan:
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah berbentuk pertanyaan:
- Apakah solusi yang diusulkan peneliti dapat memecahkan masalah? Bila dapat, seefektif apa solusi tersebut?
- Bagaimana keefektifan pembelajaran/ motivasi belajar siswa, dll ketika solusi masalah tersebut diterapkan?
- Apa kelebihan dan kelemahan solusi tersebut bila diterapkan di dalam setting?
3. Tujuan
Tujuan umum: memecahkan masalah yang terjadi di dalam setting.
Tujuan khusus: menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
*) Tujuan penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat deklaratif.
4. Manfaat
Tujuan umum: memecahkan masalah yang terjadi di dalam setting.
Tujuan khusus: menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
*) Tujuan penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat deklaratif.
4. Manfaat
Bagian ini berisi deskripsi tentang manfaat yang dapat dipetik setelah PTK
selesai dilaksanakan.
Ada baiknya manfaat tersebut dirinci untuk pihak-pihak
tertentu yang terkait dengan dilaksanakannya
PTK, seperti untuk (1) guru, (2) siswa, (3) sekolah, (4) peneliti lain, dan (5)
pengambil kebijakan.
B. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
Bagian ini mengemukakan deskripsi teoretis konsep-konsep kunci yang terdapat dalam judul/rumusan
masalah penelitian. Prosedurnya adalah: (1) memilih sumber-sumber teori yang relevan, (2) mendeskripsikan masing-masing teori terpilih, (3) melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, (4) melakukan analisis komparatif berdasarkan hasil analisis kritis, (5) mengembangkan konstruk: memilih salah satu teori atau membuat sintesis dari berbagai teori.
Hipotesis tindakan berupa pernyataan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
a. Setting penelitian (subyek dan lokasi)
Setting penelitianmenjelaskan:
Bagian ini mengemukakan deskripsi teoretis konsep-konsep kunci yang terdapat dalam judul/rumusan
masalah penelitian. Prosedurnya adalah: (1) memilih sumber-sumber teori yang relevan, (2) mendeskripsikan masing-masing teori terpilih, (3) melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, (4) melakukan analisis komparatif berdasarkan hasil analisis kritis, (5) mengembangkan konstruk: memilih salah satu teori atau membuat sintesis dari berbagai teori.
Hipotesis tindakan berupa pernyataan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
a. Setting penelitian (subyek dan lokasi)
Setting penelitianmenjelaskan:
- Tempat penelitian, yang berisi(1) nama kelas, (2) nama sekolah, (3)alamat sekolah, (4) deskripsi geografis sekolah dan lingkungannya, dan (5) deskripsi reputasi sekolah
- Waktu penelitian, yang berisi uraian kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya (dalam bentuk matriks)
- *) Deskripsi setting penelitian menjadi “konteks” simpulan penelitian
b. Rencana tindakan
c. Skenario tindakan
d. Alat
e. Personal, dll
2. Data dan cara pengumpulannya
3. Analisis dan refleksi
ANGGARAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena pentingnya bidang pendidikan tersebut maka komponen yang terkait dalam dunia pendidikan baik keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar. Guru harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, karena pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Seiring dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006 lalu, guru tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Hal ini menyebabkan siswa cenderung jenuh, bosan dan akhirnya kurang tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa.
Secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditinjau dari dua faktor, yaitu:
1. Faktor guru
a. Penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan
b. Penguasaan guru terhadap materi yang disampaikan
c. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
2. Faktor siswa
a. Seberapa besar minat dan kemampuan siswa dalam belajar
b. Kemampuan siswa untuk mempelajari buku-buku bacaan sebagai sumber belajar
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang telah dilakukan di SMAN X, pembelajaran geografi yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru. Guru geografi tidak menyadari bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan monoton dan membosankan sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung pasif, dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa cenderung rendah. Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran geografi karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan.
Selain dari faktor guru, rendahnya hasil belajar siswa juga dapat disebabkan karena faktor dari siswa, salah satunya yaitu minat belajar. Pada saat pelajaran geografi berlangsung siswa cenderung pasif di dalam kelas, hanya beberapa siswa yang terlihat mencatat penjelasan guru, sedikit yang mempunyai buku literatur, dan sedikit siswa yang bertanya. Hal ini menunjukkankan bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran geografi. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran geografi dapat menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal dan ketidaktertarikan siswa terhadap pelajaran yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 57) yang mengemukakan:
"Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu."
Reber dalam Syah (1995:136) menyatakan bahwa minat banyak bergantung pada faktor-faktor internal seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya seorang siswa menaruh perhatian besar terhadap mata pelajaran geografi akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatiannya lebih intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan guru, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam pembelajaran. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran geografi.
Berdasarkan informasi dari guru, siswa menganggap bahwa materi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi merupakan materi yang sulit untuk dipelajari dan dipahami. Guru juga merasa kesulitan dalam menyampaikan materi karena keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang tercakup dalam KD tersebut yang meliputi siklus hidrologi, berbagai macam perairan darat, dan perairan laut. Luasnya cakupan materi tersebut dengan hanya diterapkan metode ceramah saja menjadikan siswa sangat sulit memahami materi tersebut. Hal ini ditunjukkan pula dengan perolehan nilai siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi yang cenderung rendah dari tahun ke tahun dan lebih rendah pula dibandingkan dengan KD lain pada semester genap.
Apabila dibandingkan dengan Kompetensi Dasar lain pada semester genap, nilai rata-rata siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi juga lebih rendah pada tahun XXXX.
Dari data tersebut menunjukkan masih rendahnya hasil belajar siswa SMAN X pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penerapan metode pembelajaran baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar tersebut.
Berdasarkan nilai ulangan pada mid semester genap tersebut menunjukkan bahwa kelas X mempunyai nilai rata-rata kelas yang paling rendah dibanding dengan kelas lain. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan pada kelas X.
Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode pembelajaran salah satunya adalah metode Numbered Heads Together (NHT). NHT merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. NHT merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran (numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.
Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan tugasnya. Selain itu pembagian kelompok juga dimaksudkan agar setiap siswa dapat bertukar pikiran dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditugaskan oleh guru secara bersama-sama sehingga diharapkan setiap siswa akan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini berupaya meningkatkan aktivitas siswa untuk aktif dalam belajar secara kelompok, sehingga akan menimbulkan minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok.
Penerapan metode NHT ini sesuai dengan karakteristik pada KD Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi karena dengan melakukan diskusi siswa dapat bertukar pikiran mengenai materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak diibaratkan sebagai botol kosong yang kemudian diisi oleh guru. Dengan metode ini semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusi, sehingga semua anggota kelompok dituntut untuk memahami materi yang dipelajari. Metode NHT menuntut siswa untuk berdiskusi dengan sungguh-sungguh, tidak hanya mengandalkan pada siswa yang pandai, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami materi dan hasil belajar siswa meningkat.
Dalam upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran geografi, khususnya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Dengan perumusan judul penelitian sebagai berikut: "Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX"
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan minat belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X tahun ajaran XXXX/XXXX?
2. Apakah penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X tahun ajaran XXXX/XXXX?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar Geografi dengan menerapkan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi dengan menerapkan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran geografi terutama pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran kooperatif.
c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi peneliti di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah memahami materi geografi yang disampaikan oleh guru.
2) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
b. Bagi Guru
1) Sebagai masukan bagi guru geografi dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil belajar siswa.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
3) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran geografi.
c. Bagi Peneliti
1) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan.
2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Metode Numbered Heads Together (NHT) khususnya pada kompetensi dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru geografi sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena pentingnya bidang pendidikan tersebut maka komponen yang terkait dalam dunia pendidikan baik keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar. Guru harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, karena pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Seiring dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006 lalu, guru tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Hal ini menyebabkan siswa cenderung jenuh, bosan dan akhirnya kurang tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa.
Secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditinjau dari dua faktor, yaitu:
1. Faktor guru
a. Penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan
b. Penguasaan guru terhadap materi yang disampaikan
c. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
2. Faktor siswa
a. Seberapa besar minat dan kemampuan siswa dalam belajar
b. Kemampuan siswa untuk mempelajari buku-buku bacaan sebagai sumber belajar
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang telah dilakukan di SMAN X, pembelajaran geografi yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru. Guru geografi tidak menyadari bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan monoton dan membosankan sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung pasif, dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa cenderung rendah. Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran geografi karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan.
Selain dari faktor guru, rendahnya hasil belajar siswa juga dapat disebabkan karena faktor dari siswa, salah satunya yaitu minat belajar. Pada saat pelajaran geografi berlangsung siswa cenderung pasif di dalam kelas, hanya beberapa siswa yang terlihat mencatat penjelasan guru, sedikit yang mempunyai buku literatur, dan sedikit siswa yang bertanya. Hal ini menunjukkankan bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran geografi. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran geografi dapat menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal dan ketidaktertarikan siswa terhadap pelajaran yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 57) yang mengemukakan:
"Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu."
Reber dalam Syah (1995:136) menyatakan bahwa minat banyak bergantung pada faktor-faktor internal seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya seorang siswa menaruh perhatian besar terhadap mata pelajaran geografi akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatiannya lebih intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan guru, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam pembelajaran. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran geografi.
Berdasarkan informasi dari guru, siswa menganggap bahwa materi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi merupakan materi yang sulit untuk dipelajari dan dipahami. Guru juga merasa kesulitan dalam menyampaikan materi karena keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang tercakup dalam KD tersebut yang meliputi siklus hidrologi, berbagai macam perairan darat, dan perairan laut. Luasnya cakupan materi tersebut dengan hanya diterapkan metode ceramah saja menjadikan siswa sangat sulit memahami materi tersebut. Hal ini ditunjukkan pula dengan perolehan nilai siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi yang cenderung rendah dari tahun ke tahun dan lebih rendah pula dibandingkan dengan KD lain pada semester genap.
Apabila dibandingkan dengan Kompetensi Dasar lain pada semester genap, nilai rata-rata siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi juga lebih rendah pada tahun XXXX.
Dari data tersebut menunjukkan masih rendahnya hasil belajar siswa SMAN X pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penerapan metode pembelajaran baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar tersebut.
Berdasarkan nilai ulangan pada mid semester genap tersebut menunjukkan bahwa kelas X mempunyai nilai rata-rata kelas yang paling rendah dibanding dengan kelas lain. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan pada kelas X.
Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode pembelajaran salah satunya adalah metode Numbered Heads Together (NHT). NHT merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. NHT merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran (numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.
Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan tugasnya. Selain itu pembagian kelompok juga dimaksudkan agar setiap siswa dapat bertukar pikiran dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditugaskan oleh guru secara bersama-sama sehingga diharapkan setiap siswa akan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini berupaya meningkatkan aktivitas siswa untuk aktif dalam belajar secara kelompok, sehingga akan menimbulkan minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok.
Penerapan metode NHT ini sesuai dengan karakteristik pada KD Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi karena dengan melakukan diskusi siswa dapat bertukar pikiran mengenai materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak diibaratkan sebagai botol kosong yang kemudian diisi oleh guru. Dengan metode ini semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusi, sehingga semua anggota kelompok dituntut untuk memahami materi yang dipelajari. Metode NHT menuntut siswa untuk berdiskusi dengan sungguh-sungguh, tidak hanya mengandalkan pada siswa yang pandai, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami materi dan hasil belajar siswa meningkat.
Dalam upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran geografi, khususnya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Dengan perumusan judul penelitian sebagai berikut: "Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX"
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan minat belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X tahun ajaran XXXX/XXXX?
2. Apakah penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X tahun ajaran XXXX/XXXX?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar Geografi dengan menerapkan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi dengan menerapkan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMAN X Tahun XXXX/XXXX.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran geografi terutama pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran kooperatif.
c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi peneliti di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah memahami materi geografi yang disampaikan oleh guru.
2) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
b. Bagi Guru
1) Sebagai masukan bagi guru geografi dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil belajar siswa.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
3) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran geografi.
c. Bagi Peneliti
1) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan.
2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Metode Numbered Heads Together (NHT) khususnya pada kompetensi dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru geografi sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.
Langganan:
Postingan (Atom)